Langsung ke konten utama

GALERI "Keluarga Besar KH. Amin Siroj"


Bersama Istri, Putra, Menantu & Cucu

 Melepas Keberangkatan Cucu Beliau (Salsabila Arwani) Belajar Ke Maroko

 Menerima Kunjungan Gubernur Jawa Barat Ir. Ridwan Kamil

 Bersama Keponakan (KH. Said Aqil Siroj: Ketua Umum PBNU)

Menerima Kunjungan Tamu dari Afganistan

 Ketua Yayasan Beserta Keluarga

 KH. Wawan Arwani Beserta Keluarga

 KH. Imron Rosyadi Beserta Keluarga

Dari kiri ke kanan
 (K. Fuadussobur, KH. Imron Rosyadi, KH. Wawan Arwani, K. Muhtadin AR, K. Ahmad Marzuki)

Dari kiri ke kanan
(Hj. Hawa Syakiroh Imron Rosyadi, Hj. Mumun Maimunah Ahmad Marzuki, Hj. Halimatussa'diyah Muhtadin, Ny. Hj. Nurul Fitri Arwani, Ny. Hj. Ummu Aiman Fuadussobur)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKOLAH UNGGULAN BERBASIS PESANTREN

Gedongan merupakan salah satu pondok pesantren tertua di kabupaten Cirebon. Letaknya berada di blok Gedongan desa Ender kecamatan Pangenan kabupaten Cirebon Jawa Barat. Sekitar 20 km dari kota Cirebon. Pesantren ini didirikan sejak awal abad ke 19 oleh KH. Muhammad Said. Sebelum pesantren tersebut didirikan, Gedongan masih berupa hutan belantara. Maka dikatakan bahwa Kiai Said -sebagaimana beliau lebih dikenal dengan nama tersebut- adalah orang yang pertama kali babad alas di daerah tersebut.  Hingga sekarang, Gedongan masih dipimpin oleh generasi ke tiga yaitu cucu kiai Said yaitu KH. Amin Siroj. Dimana beliau adalah cucu termuda dari putra kiai Said yang bungsu yaitu KH. Siroj. Pada mulanya, kiai Said hanya memiliki beberapa santri sebagai cikal bakal pendirian pesantren tersebut. Hingga beberapa tahun kemudian, Gedongan mulai dikenal oleh masyarakat umum. Hal ini terbukti dengan banyaknya santri yang semakin berdaatangan dari segala penjuru. Bahkan bukan hanya dari Cirebon, melainka

Pondok Pesantren Sirojussu’adai

Pondok Pesantren Sirojussu’adai merupakan pesantren yang didirikan oleh KH. Amin Siroj pada tahun 1964. Pada mulanya, pesantren ini merupakan majlis ta’lim dari santri-santri non mukim yang berasal dari lingkungan pondok pesantren Gedongan. Sehingga pesantren ini lebih dikenal dengan Majlis Ta’lim Sorojussu’adai  atau yang sering disingkat dengan MTSs. Seiring berjalanya waktu, majlis ta’lim ini semakin berkembang. Dari santri non mukim sebagai modal awal pendirianya, bertambah santri-santri mukim yang  datang dari daerah sekelilingnya. Maka mulailah majlis ta’lim ini menjadi semakin dikenal dikalangan masyarakat. Hal ini terbukti dengan semakin bertambahnya jumlah santri yang berdatangan baik dari daerah sekitar maupun dari berbagai daerah lainya di pulau Jawa. Bahkan,  banyak pula diantara mereka yang berasal dari pulau Sumatra, Kalimantan ataupun Papua. Oleh karenanya majlis ta’lim ini menjadi pondok pesantren Sirojussu’adai Adapun jumlah santri pesantren Sirojussu’adai sejak pert